Kamis, 05 Mei 2016

Sejarah

SEJARAH
PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
Berdirinya Organisasi Budi utomo tidak dapat dipisahkan dari kisah pendirinya . Pendirinya adalah Bapak Hardjo Oetomo (almarhum)
Siapakah Bapak Harjdo Oetomo?
Beliau adalah salah satu murid Kinasih Ki Ngabehi Soerodiwiryo dan merupakan salah satu warga yang setia dari Setia hati yang bertempat dan kedudukan di Winongo Madiun dan telah menyelesaikan pelajaran tingkat III dari gurunya Ki ngabehi Soerodiwiryo. Bapak Harjdo Oetomo lahir di Madiun tahun 1890.

Tahun 1905
Lulus SD ( Sekolah Kl. II/ HIS). Terus magang guru Sekolah Dasar di Benteng Madiun. Karena tidak cocok dengan bakatnya pindah kerja di SS (PJKA) sebagai Leerling Reambte di Bondowoso, Panarukan Tapen. Sikapnya yang berani apalagi keatasannya tidak cocok, kemudian meniggalkan pekerjaaan  terus pulang ke Madiun.

Tahun 1906
Menjadi Mantri Pasar Spoor Madiun, 4 bulan ditempatkan di Milir. Karena dapat memungut Plester dari orang jual kayu kemudian dapat promosi diangkat menjadi Ajunt Opsiner Pasar Milir, Delopo, Uteran dan Pagotan tetapi belum satu tahun keluar.

Tahun 1916
Bekerja di Pabrik Gula Rejo Agung Madiun.
Tahun 1917.
Keluar dari Pabrik Gula Rejo Agung dan bekerja pada Rumah gadai. Pada tahun itu pula beliau bertemu orang tua dari Tuban dan kemudian diajak jalan jalan di Onder Knal, Jiwan Madiun dan mendapatkan perlambang baik, yaitu bekerja di stasiun Madiun dan sebagai pekerja harian. Karena wataknya yang tidak senang melihat orang lain di tindas ditempat kerjanya mendirikan perkumpulan Hana Jaya tujuannya memberantas renternir. Pada tahun 1917, lahirlah VSTP (Persatuan Pegawai Kereta Api) beliau diangkat menjadi Hoord Komisaris Madiun. Pada tahun 1917 ini beliau nyantrik ( Belajar) ke KI ngabehi Soerodiwiryo menjadi on SH wan yang pada tahun itu pula SH berdiri yang sebelumnya berdiri dengan nama  Jaya Gendelo Cipto Mulyo Ki Hajar Hardjo Oetomo kemudian menjadi seorang SH wan yang disayang K Ageng Soerodiwiryo

Tahun 1922
Bapak Hardjo Oetomo masuk Serikat Islam (SI) jadi pengurus kemudian mengadakan kegiatan-kegiatan menentang Penjajah. Dalam keadaan menganggur beliau mengadakan Pencak Sport Club di desa Pilang Bangau Kodya Madiun. Dikarenakan ada kata-kata Pencak, maka dibubarkan oleh Penjajah Belanda, kemudian berubah menjadi Pemuda Sport Club sampai tahun 1942. Murid beliau yang pertama ialah Idris dari Dandang Jati Loceret Nganjuk, kemudian Mujini, Jayapana dan tersebar di Madiun, Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Sala, Jogja, Nama Pemuda Sport Club semata  mata untuk mengelabuhi Penjajah Belanda biar tidak dibubarkan. Berdirinya Setia Hati PSC adalah untuk menanamkan jiwa dan semangat keberanian untuk berbuat melawan Penjajah belanda. Dengan kegiatannya yang terus menerus tersebut beliau sering keluar masuk tahanan.

Tahun 1926
Karena keberaniannya mengadakan perlawanan pada penjajah ditahan di penjara Madiun, karena dalam penjara ada gejala mengadakan Pemberontakan, maka dipindahkan ke penjara Cipingan Jakarta kemudian dipindahkan lagi ke Penjara Pajang Sumatra.

Tahun 1931
Kembali dari Masa pembuangan dan memberikan pelajarannya seterusnya di Pilang Bangau Madiun dan memberikan pelajarannya Pencak SH Pemuda Sport Club.
Tahun 1942
Pada waktu Jepang datang ke Indonesia Nama SH Pemuda Sport Club dirubah menjadi SH Terate. Nama terate adalah atas usul / inisiatif Bapak Soeratno Sorengpati warga SH PCS dan tokoh pergerakan Indonesia Muda. Pada waktu itu SH Terate bersifat Perguruan tanpa Organisasi.

Tahun 1948
Pada tahun 1948 atas Prakarsa Bapak Soetomo mangkudjojo, Bapak Darsono dkk diadakan Konverensi di Pilang Bangau (Rumah Almarhum Bapak Hardjo Oetomo) hasil Konverensi menyetujui bahwa Warga SH Terate yang bersifat Perguruan di ubah menjadi Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate terpilih yang pertama memimpin PSHT adalah Bapak Soetomo Mangkudjojo, Bapak Darsono sebagai wakilnya

Tahun 1959
Karena Bapak Soetomo mangkudjojo pindah ke Surabaya, saudara Jendro Darsonopindah ke kediri  maka selanjutnya Ketua Pusat dipegang oleh Bapak Irsad,Sekretaris oleh Bapak Bambang Soedarsono . Pada tahun ini pula Bapak Hardjo Oetomo pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate mendapat pengakuan dari Pemerintah sebagai salah seorang Pejuang perintis Kemerdekaan, karena jasa  jasa beliau dalam perjuangan melawan penjajah Belanda.
Kemudian yang menjadi Ketua Pusat secara berganti  ganti dari Bapak Irsad kembali lagi kepada bapak Soetono Mangkudjojo.
Tahun  1952 Kihadjar Hardjo Ortomo meninggal karena sakit darah tinggi
Saudara  Ersad adalah pencipta  senam Toya  1-20 dan senam Dasar 1-90
NAMA  NAMA JURUS SH TERATE LAMA
Jurus 1-4 adalah permainan Kera (Kaukun)
Jurus 5-8 adalah permainan Cimande
Jurus 9-10 adalah permainan Gunting
Jurus 11 adalah permainan merak
Jurus 12-13 adalah permainan Harimau
Jurus 14-15 adalah permainan Tinju Thailand
Jurus 16-20 adalah permainan Dobel
Jurus 21-24 adalah permainan Pedangan
Jurus 25 adalah permainan Bawah
Jurus 26 adalah permainan B Dobel
Jurus 27 adalah permainan B Kuat
Jurus 28-34 adalah permainan Katak
Jurus 35 adalah permainan Ular(Tiangkun)
Tahun 1974.
Mulai tahun 1974  1977 Ketua Pusat dipegang oleh Bapak RM Imam Koessoepangat dan Bapak Soetomo mangkudjojo sebagai Ketua Dewan Pusat.

Tahun 1977
Tahun 1977- 1981 Ketua Umum Pusat di pegang oleh Bapak Badini dengan Ketua Dewan Pusat Bapak RM. Imam Koessoepangat.
Tahun 1981- 1985
Tahun 1981  1985 Ketua Umum Pusat di pegang /di Jabat oleh Bapak Tarmadji Boedi harsono dengan Ketua Dewan Pusat bapak RM. Imam Koessoepangat

Tahun 1987
Bapak RM. Imam Koessoepangat pada tanggal 16 Nopember 1987 meniggal dunia, maka jabatan Ketua Dewan Pusat dijabat oleh Bapak Drs. Marwoto. MS.

Tahun 1991
Hasil Mubes V Persaudaraan Setia Hati Terate Tahun 1991 mengangkat Ketua Tarmadji Boedi Harsono, SE sebagai Ketua Umum Pusat dan Drs Marwoto MS sebagai Dewan Pertimbangan Pusat,
Sementara Duet Ketua diatas diakui mampu membawa Organisasi menjadi Organisasi yang cukup di perhitungkan. Prestasi ini bisa dilihat tidak saja dari perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate yang kian meluas keseluruh pelosok tanah air, tapi juga gebrakannya di bidang pembangunan sarana dan pras
Berdirinya Organisasi Budi utomo tidak dapat dipisahkan dari kisah pendirinya . Pendirinya adalah Bapak Hardjo Oetomo (almarhum)
Siapakah Bapak Harjdo Oetomo?
Beliau adalah salah satu murid Kinasih Ki Ngabehi Soerodiwiryo dan merupakan salah satu warga yang setia dari Setia hati yang bertempat dan kedudukan di Winongo Madiun dan telah menyelesaikan pelajaran tingkat III dari gurunya Ki ngabehi Soerodiwiryo. Bapak Harjdo Oetomo lahir di Madiun tahun 1890.

Tahun 1905
Lulus SD ( Sekolah Kl. II/ HIS). Terus magang guru Sekolah Dasar di Benteng Madiun. Karena tidak cocok dengan bakatnya pindah kerja di SS (PJKA) sebagai Leerling Reambte di Bondowoso, Panarukan Tapen. Sikapnya yang berani apalagi keatasannya tidak cocok, kemudian meniggalkan pekerjaaan  terus pulang ke Madiun.

Tahun 1906
Menjadi Mantri Pasar Spoor Madiun, 4 bulan ditempatkan di Milir. Karena dapat memungut Plester dari orang jual kayu kemudian dapat promosi diangkat menjadi Ajunt Opsiner Pasar Milir, Delopo, Uteran dan Pagotan tetapi belum satu tahun keluar.

Tahun 1916
Bekerja di Pabrik Gula Rejo Agung Madiun.
Tahun 1917.
Keluar dari Pabrik Gula Rejo Agung dan bekerja pada Rumah gadai. Pada tahun itu pula beliau bertemu orang tua dari Tuban dan kemudian diajak jalan jalan di Onder Knal, Jiwan Madiun dan mendapatkan perlambang baik, yaitu bekerja di stasiun Madiun dan sebagai pekerja harian. Karena wataknya yang tidak senang melihat orang lain di tindas ditempat kerjanya mendirikan perkumpulan Hana Jaya tujuannya memberantas renternir. Pada tahun 1917, lahirlah VSTP (Persatuan Pegawai Kereta Api) beliau diangkat menjadi Hoord Komisaris Madiun. Pada tahun 1917 ini beliau nyantrik ( Belajar) ke KI ngabehi Soerodiwiryo menjadi on SH wan yang pada tahun itu pula SH berdiri yang sebelumnya berdiri dengan nama  Jaya Gendelo Cipto Mulyo Ki Hajar Hardjo Oetomo kemudian menjadi seorang SH wan yang disayang K Ageng Soerodiwiryo

Tahun 1922
Bapak Hardjo Oetomo masuk Serikat Islam (SI) jadi pengurus kemudian mengadakan kegiatan-kegiatan menentang Penjajah. Dalam keadaan menganggur beliau mengadakan Pencak Sport Club di desa Pilang Bangau Kodya Madiun. Dikarenakan ada kata-kata Pencak, maka dibubarkan oleh Penjajah Belanda, kemudian berubah menjadi Pemuda Sport Club sampai tahun 1942. Murid beliau yang pertama ialah Idris dari Dandang Jati Loceret Nganjuk, kemudian Mujini, Jayapana dan tersebar di Madiun, Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Sala, Jogja, Nama Pemuda Sport Club semata  mata untuk mengelabuhi Penjajah Belanda biar tidak dibubarkan. Berdirinya Setia Hati PSC adalah untuk menanamkan jiwa dan semangat keberanian untuk berbuat melawan Penjajah belanda. Dengan kegiatannya yang terus menerus tersebut beliau sering keluar masuk tahanan.

Tahun 1926
Karena keberaniannya mengadakan perlawanan pada penjajah ditahan di penjara Madiun, karena dalam penjara ada gejala mengadakan Pemberontakan, maka dipindahkan ke penjara Cipingan Jakarta kemudian dipindahkan lagi ke Penjara Pajang Sumatra.

Tahun 1931
Kembali dari Masa pembuangan dan memberikan pelajarannya seterusnya di Pilang Bangau Madiun dan memberikan pelajarannya Pencak SH Pemuda Sport Club.
Tahun 1942
Pada waktu Jepang datang ke Indonesia Nama SH Pemuda Sport Club dirubah menjadi SH Terate. Nama terate adalah atas usul / inisiatif Bapak Soeratno Sorengpati warga SH PCS dan tokoh pergerakan Indonesia Muda. Pada waktu itu SH Terate bersifat Perguruan tanpa Organisasi.

Tahun 1948
Pada tahun 1948 atas Prakarsa Bapak Soetomo mangkudjojo, Bapak Darsono dkk diadakan Konverensi di Pilang Bangau (Rumah Almarhum Bapak Hardjo Oetomo) hasil Konverensi menyetujui bahwa Warga SH Terate yang bersifat Perguruan di ubah menjadi Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate terpilih yang pertama memimpin PSHT adalah Bapak Soetomo Mangkudjojo, Bapak Darsono sebagai wakilnya

Tahun 1959
Karena Bapak Soetomo mangkudjojo pindah ke Surabaya, saudara Jendro Darsonopindah ke kediri  maka selanjutnya Ketua Pusat dipegang oleh Bapak Irsad,Sekretaris oleh Bapak Bambang Soedarsono . Pada tahun ini pula Bapak Hardjo Oetomo pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate mendapat pengakuan dari Pemerintah sebagai salah seorang Pejuang perintis Kemerdekaan, karena jasa  jasa beliau dalam perjuangan melawan penjajah Belanda.
Kemudian yang menjadi Ketua Pusat secara berganti  ganti dari Bapak Irsad kembali lagi kepada bapak Soetono Mangkudjojo.
Tahun  1952 Kihadjar Hardjo Ortomo meninggal karena sakit darah tinggi
Saudara  Ersad adalah pencipta  senam Toya  1-20 dan senam Dasar 1-90
NAMA  NAMA JURUS SH TERATE LAMA
Jurus 1-4 adalah permainan Kera (Kaukun)
Jurus 5-8 adalah permainan Cimande
Jurus 9-10 adalah permainan Gunting
Jurus 11 adalah permainan merak
Jurus 12-13 adalah permainan Harimau
Jurus 14-15 adalah permainan Tinju Thailand
Jurus 16-20 adalah permainan Dobel
Jurus 21-24 adalah permainan Pedangan
Jurus 25 adalah permainan Bawah
Jurus 26 adalah permainan B Dobel
Jurus 27 adalah permainan B Kuat
Jurus 28-34 adalah permainan Katak
Jurus 35 adalah permainan Ular(Tiangkun)
Tahun 1974.
Mulai tahun 1974  1977 Ketua Pusat dipegang oleh Bapak RM Imam Koessoepangat dan Bapak Soetomo mangkudjojo sebagai Ketua Dewan Pusat.

Tahun 1977
Tahun 1977- 1981 Ketua Umum Pusat di pegang oleh Bapak Badini dengan Ketua Dewan Pusat Bapak RM. Imam Koessoepangat.
Tahun 1981- 1985
Tahun 1981  1985 Ketua Umum Pusat di pegang /di Jabat oleh Bapak Tarmadji Boedi harsono dengan Ketua Dewan Pusat bapak RM. Imam Koessoepangat

Tahun 1987
Bapak RM. Imam Koessoepangat pada tanggal 16 Nopember 1987 meniggal dunia, maka jabatan Ketua Dewan Pusat dijabat oleh Bapak Drs. Marwoto. MS.

Tahun 1991
Hasil Mubes V Persaudaraan Setia Hati Terate Tahun 1991 mengangkat Ketua Tarmadji Boedi Harsono, SE sebagai Ketua Umum Pusat dan Drs Marwoto MS sebagai Dewan Pertimbangan Pusat,
Sementara Duet Ketua diatas diakui mampu membawa Organisasi menjadi Organisasi yang cukup di perhitungkan. Prestasi ini bisa dilihat tidak saja dari perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate yang kian meluas keseluruh pelosok tanah air, tapi juga gebrakannya di bidang pembangunan sarana dan pras

Tidak ada komentar:

Posting Komentar